Pulau Bidadari Pulau Bidadari Kepulauan Seribu telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pulau ini berkontribusi cukup banyak di zaman perjuangan kemerdekaan. Sebelum beralih menjadi destinasi wisata favorit di DKI Jakarta, Pulau Bidadari pernah digunakan sebagai tempat pengasingan bagi penderita penyakit endemik seperti lepra atau kusta, dan juga pernah digunakan sebagai lokasi asrama haji.Oleh sebab itu, anda bisa melihat situs bekas perjuangan di zaman penjajahan Belanda.
Pulau Bidadari Kepulauan Seribu – Di antaranya adalah meriam dan Menara Martello, yang sudah ada sejak abad ke-17. Selain mempelajari nilai sejarah, anda dan keluarga bisa melakukan banyak hal di sini, seperti bermain di taman bermain anak atau mengambil foto-foto cantik. Banyak spot foto favorit di sekitar reruntuhan menara ini.
Meski bentuknya tidak lagi utuh, anda tetap bisa ‘menangkap’ nilai historisnya. Pengunjung juga bisa menaiki tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua untuk melihat pemandangan sekitar.
Fasilitas akomodasi di Pulau Bidadari Kepulauan Seribu umumnya adalah cottage. Namun jangan khawatir, anda bisa beristirahat dengan nyaman di cottage-cottage yang ada, karena fasilitasnya sudah disesuaikan dengan standar pengunjung. Ada dua tipe cottage yang anda pilih, yakni floating cottage dan land cottage.
Seperti namanyam floating cottage berada di atas permukaan laut. Cottage terapung ini terlihat seperti rumah-rumah nelayan, namun sudah didukung fasilitas yang nyaman seperti tempat tidur dan kasur, AC, TV, Lemari, sofa, dan sebagainya. Jadi, anda tetap bisa menikmati kenyamanan hotel. Keistimewaannya adalah letaknya yang berada di atas permukaan laut, jadi anda bisa menikmati pemandangan bebas ke arah lautan luas.
Cottage terapung ini adalah favorit di kalangan pengunjung yang hobby memancing, karena mereka bisa menikmati nuansa memancing tanpa harus meninggalkan penginapan. Bahkan, anda yang ingin mencoba sensasi memancing di malam hari dapat memiliki floating cottage ini. Sebaliknya, land cottage berada di daratan, dan hadir dengan nuansa etnik khas Sulawesi Utara, yakni khas design Menado atau Minahasa.